Cerita Selengkapnya
Selama lebih dari enam dekade, suara jurnalis berita Paul Harvey begitu akrab di telinga pendengar radio di Amerika. Enam hari seminggu, ia biasa menyapa mereka dengan gaya khasnya, “Anda sudah tahu beritanya, sebentar lagi Anda akan mendengar cerita selengkapnya.” Setelah iklan singkat, ia akan membacakan suatu kisah yang jarang didengar mengenai seorang tokoh terkenal. Biasanya Harvey baru akan menyebutkan nama tokoh tersebut atau beberapa elemen kunci lainnya pada akhir segmen. Para pendengar yang terhibur akan mendengar penutup yang diucapkannya dengan jeda dramatis dan deskripsi khas: “Sekarang Anda tahu . . . cerita selengkapnya.”
Membaca dari Belakang
Langsung membaca bab terakhir suatu novel misteri mungkin bukan hal yang disukai oleh para penggemar cerita yang seru dan menegangkan. Namun, sebagian orang ternyata lebih menikmati bacaan mereka jika sudah mengetahui akhir ceritanya.
Melampaui Kata-Kata
Thomas Aquinas (1225–1274) adalah salah seorang pembela iman paling dikagumi dalam gereja. Namun, tiga bulan sebelum kematiannya, sesuatu telah menghentikannya untuk merampungkan Summa Theologica, warisan akbar yang menjadi puncak karyanya. Ketika merenungkan tubuh Juruselamat yang hancur dan darah-Nya yang tercurah, Aquinas mengaku bahwa ia mendapat penglihatan yang membuatnya kehilangan kata-kata. Katanya, “Aku tak sanggup menulis lagi. Aku telah melihat hal-hal yang membuat tulisanku tak berarti.”
Ketika Seluruh Dunia Bernyanyi
Sebuah lagu iklan televisi dari era 1970-an pernah mengilhami generasi masa itu. Lagu tersebut awalnya diciptakan untuk mengisi kampanye bertema “The Real Thing” oleh Coca Cola, tetapi band asal Inggris, The New Seekers, akhirnya merilisnya sebagai lagu utuh yang kemudian populer dan menduduki puncak peringkat musik dunia. Namun, banyak orang tidak melupakan versi aslinya dari iklan televisi, yang menampilkan anak-anak muda bernyanyi dari puncak bukit di luar kota Roma. Meski cukup ganjil dengan lirik tentang lebah madu dan pohon buah-buahan, kita dapat ikut merasakan keinginan penulis lagunya untuk mengajarkan dunia bernyanyi dengan hati dan harmoni penuh cinta.
Kawan dari Sahabat Allah
Perasaan akrab dapat langsung muncul pada perkenalan pertama ketika dua orang mengetahui bahwa ternyata mereka memiliki teman yang sama. Dengan sikap hangat, seorang tuan rumah yang berbesar hati dapat menyambut tamunya sambil berkata, misalnya, “Senang bertemu dengan Anda. Teman Sam, atau Samantha, adalah temanku juga.”
Keadilan dan Kristus
Kaisar pertama Romawi, Augustus (63 SM–14 M), ingin dikenal sebagai penguasa yang menegakkan hukum. Meski membangun kekaisarannya lewat perbudakan, penaklukan militer, dan suap, ia berhasil memulihkan ketertiban hukum dan memberi warganya Iustitia, seorang dewi yang dalam sistem hukum kita sekarang disebut sebagai Dewi Keadilan. Ia juga mengadakan pendaftaran penduduk yang membawa Maria dan Yusuf ke Betlehem untuk kelahiran seorang Pemimpin yang telah lama dinantikan dan yang kebesaran-Nya akan tersebar sampai ke ujung bumi (Mi. 5:1-3).
Pahlawan, Tiran, dan Yesus
Beethoven marah. Awalnya ia bermaksud memberi judul The Bonaparte untuk Simfoni Ketiga yang digubahnya. Pada zaman yang marak dengan tirani agama dan politik, ia menganggap Napoleon sebagai pahlawan rakyat dan pejuang kebebasan. Namun, ketika jenderal Prancis tersebut menyatakan diri sebagai kaisar, Beethoven berubah pikiran. Ia menganggap mantan pahlawannya itu brengsek dan sewenang-wenang. Ia mencoba menghapus nama Bonaparte dari kertas musiknya keras-keras sampai kertasnya berlubang.
Kuasa Injil
Bangsa Romawi kuno mempunyai “injil” atau kabar baik versi mereka sendiri. Menurut penyair bernama Virgil, Zeus, raja para dewa, telah menetapkan sebuah kerajaan tanpa akhir atau batas bagi orang-orang Romawi. Para dewa telah memilih Kaisar Augustus untuk menjadi putra dewa dan juruselamat dunia yang akan membawa bangsanya menuju masa keemasan yang makmur dan damai.
Simfoni Terbaik
Ketika BBC Music Magazine meminta seratus lima puluh satu konduktor kenamaan dunia untuk mengisi daftar dua puluh karya simfoni terbaik yang pernah digubah, urutan yang teratas ditempati oleh Eroica, Simfoni No. 3 karya Beethoven. Karya dengan judul yang berarti “heroik” ini ditulis semasa pergolakan Revolusi Prancis. Namun, karya tersebut juga lahir dari pergumulan pribadi Beethoven di saat ia perlahan-lahan mulai kehilangan pendengarannya. Gubahan musiknya menampilkan perubahan ekstrem dalam emosi yang mengungkapkan apa artinya menjadi manusia yang tetap bertahan hidup di hadapan banyaknya tantangan. Melalui alunan musik yang berubah-ubah dari perasaan bahagia, kesedihan, hingga akhirnya kejayaan, Simfoni No. 3 karya Beethoven dipandang sebagai ungkapan penghargaan yang tak pernah usang bagi semangat hidup manusia.